Upaya Guru dalam Menciptakan Proses Pembelajaran yang Menyenangkan Bagi Siswa di Sekolah Dasar
PENDAHULUAN
Prihatin sekali melihat siswa-siswa kita! Selama jam pelajaran di sekolah, mereka sibuk mencatat ringkasan materi pelajaran atau mengerjakan LKS berupa lembar tumpukan soal-soal yang diberikan guru.
Mereka mencatat ringkasan-ringkasan atau mengerjakan soal-soal yang ada pada LKS itu tanpa mengerti tujuan dari yang ia kerjakan itu. Di rumah, mereka menghafal ringkasan-ringkasan itu untuk mempersiapkan diri menghadapi ulangan.
Karena banyaknya ringkasan tersebut, para siswa tiap hari harus menghafal begitu banyak. Karena banyak sekali tugas menghafal yang harus dilakukannya, para siswa menjadi tidak punya waktu untuk membaca. Jangankan membaca, untuk bermainpun mereka tidak sempat, mereka harus menghafal dan menghafal.
Mereka mencatat ringkasan-ringkasan atau mengerjakan soal-soal yang ada pada LKS itu tanpa mengerti tujuan dari yang ia kerjakan itu. Di rumah, mereka menghafal ringkasan-ringkasan itu untuk mempersiapkan diri menghadapi ulangan.
Karena banyaknya ringkasan tersebut, para siswa tiap hari harus menghafal begitu banyak. Karena banyak sekali tugas menghafal yang harus dilakukannya, para siswa menjadi tidak punya waktu untuk membaca. Jangankan membaca, untuk bermainpun mereka tidak sempat, mereka harus menghafal dan menghafal.
Menghafal buta tanpa mengerti arti yang dihafalkan atau mengerjakan soal-soal yang ada pada LKS tanpa mengerti yang ia kerjakan, maka membuat mereka cepat bosan. Akibatnya siswa menjadi tidak berminat untuk mengetahui lebih lanjut. Sehingga mereka akhirnya sungkan untuk belajar dan malas untuk membaca. Padahal minat belajar dan membaca timbul apabila siswa mempunyai minat untuk mengetahui lebih lanjut. Akibat lain dari menghafal buta, siswa menjadi tidak kreatif.
Siswa giat belajar, siswa gemar membaca, dan siswa yang kreatif merupakan keinginan kita sebagai guru, hari ini dan di masa depan. Karena siswa seperti itulah yang akan menjadi calon manusia unggul yang menguasai zaman di abad era global isasi .
Sekarang , “ apa yang dapat kita lakukan sebagai guru untuk mewujudkan keinginan tersebut ? ”
Jawabannya adalah , “Menciptakan proses pembelajaran yang menarik . ”
Lantas , “B agaiman cara menciptakan proses pembelajaran yang menarik tersebut ? ”
Jawabannya adalah mari kita bahas bersama dalam tulisan ini !
BELAJAR ITU MENARIK
Kata “ menarik “ berkaitan sangat erat dengan kata “ motivasi “ , yaitu keinginan untuk melakukan sesuatu. Di sekolah, motivasi siswa berarti keinginan untuk belajar.
Motivasi ada dua macam : Motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsi k . Motivasi ekstrinsik adalah apabila siswa belajar untuk mencapai sesuatu di luar pelajaran . Contohnya : belajar untuk mengejar nilai, untuk lulus ujian, untuk menghindari hukuman, dan sebagainya. Sedangkan motivasi intrinsi k adalah dorongan untuk mencapai tujuan-tujuan yang terletak di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Siswa tidak berfikir tentang ujian atau nilai, tetapi ia belajar karena ia senang menambah pengalaman dan pengetahuannya. Di dalam kelas, siswa yang belajar karena benar-benar ingin tahu, maka ia akan belajar lebih aktif dan lebih rajin daripada siswa yang hanya mengejar angka atau nilai yang baik. Siswa yang bermotivasi intrinsi k akan senag belajar dibanding siswa yang bermotivasi ekstrinsik, karena siswa yang bermotivasi ekstrinsik bisa jadi belajarnya jika akan menghadapi ulangan atau tes saja agar nilainya bagus. Walaupun demikian, apabila siswa yang bermotivasi ekstrinsik dibina terus oleh guru maka motivasi intrinsiknya akan tumbuh. Jadi, guru harus pandai-pandai membina motivasi ekstrinsik yang dimiliki siswa agar berubah menjadi motivasi intrinsi k dengan sering-sering melakukan tanya jawab dalam proses pembelajaran berlangsung atau melayani pertanyaan-pertanyaan siswa di luar proses pembelajaran.
BELAJAR ITU MENYENANGKAN
Bagaimana agar siswa bisa senang belajar ?
Pertama , proses belajar harus harus selaras dengan tahap kemampuan siswa. Jika pelajaran terlalu mudah, siswa akan menjadi bosan. Jika pelajaran itu terlalu sukar, siswa akan menjadi patah semangat. Jadi harus ada penyesuaian dengan kemampuan siswa dan tingkat kesukaran belajar.
Kedua , materi pelajaran harus dijadikan masalah. Tanpa adanya masalah, siswa tidak terdorong untuk terlibat belajar secara aktif. Siswa hanya terpaksa menelan informasi dan menghafal saja. Cara belajar dengan memecahkan masalah terwujud paling baik melalui proses tanya jawab. Kelebihan belajar melalui tanya jawab adalah :
a. Dengan pertanyaan, siswa didorong untuk berfikir.
b. Siswa mempelajari cara menyelesaikan masalah.
c. Tujuan pelajaran cepat dicapai sebab jalan berfikir dibimbing dengan pertanyaan-pertanyaan.
d. Siswa belajar secara aktif, sebab mereka harus berfikir untuk menjawab pertanyaan.
e. Siswa merasa dituntut untuk belajar secara teratur, sebab jika tidak, ia tidak dapat menjawab pertanyaan dan tidak dapat maju ke tahap berikutnya.
f. Setiap waktu siswa mengetahui tingkat kemajuannya. Jika siswa tidak dapat menjawab pertanyaan, ia harus kembali ke pertanyaan pada tingkat yang lebih rendah.
g. Siswa berfikir secara teratur.
Hal yang penting dalam proses pembelajaran melalui pemecahan masalah adalah pertanyaan yang muncul dari siswa itu sendiri . Larangan yang paling keras dalam proses pembelajaran adalah : meremehkan pertanyaan siswa, betapapun bodohnya pertanyaan itu .
Ketiga, Siswa harus mengalami bahwa belajar adalah proses yang tidak sukar. Ini terwujud jika pelajaran-pelajaran tersusun atas tahapan-tahapan kecil yang dapat terjangkau siswa. Setiap tahapan selalu berkaitan dengan tahapan lain (berkesinambungan), dan maju selangkah demi selangkah sesuai dengan pencapaian siswa. Pada setiap tahapan pelajaran, siswa harus dilatih memecahkan persoalan (sebut saja soal) yang berbeda/bervariasi. Tingkat kesukaran juga harus naik selangkah demi selangkah, mulai dari yang termudah hingga pada yang sukar. Sehingga siswa akan mengerti makna tentang mata pelajaran.
Keempat, siswa harus mengalami bahwa proses belajar itu mencakup hal-hal yang menarik perhatiannya, yaitu yang membangkitkan rasa takjub, heran, dan rasa ingin tahu. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang tepat, siswa menemukan hal-hal yang menarik dalam kejadian sehari-hari yang nampak “biasa” menjadi luar biasa. Sebaliknya, siswa juga berkenalan dengan kejadian-kejadian yang memang menakjubkan.
Kelima, siswa harus mengalami bahwa apa yang ia pelajari dapat diterapkan. Memang, sasaran pembelajaran dikatakan tercapai /berhasil jika apa yang dipelajari diterapakan (diaplikasikan dalm kehidupan sehari-hari) sedangkan s esuatu yang tidak dipahami so pasti tidak bisa digunakan , seperti contoh, semisal kita sebagai gurunya saja ! di sekolah tersedia KIT untuk pembelajaran IPA, tetapi kita tidak memahami cara menggunakannya, maka KIT IPA itu dibiarkan tetap tertutup begitu saja tanpa kita gunakan untuk dapat dijadikan media/alat pemerjelas pembelajaran. Di samping itu, hasil pembelajaran harus sejauh mungkin digunakan dalam pelajaran lain.
Perlu kita ingat, bahwa o bat yang paling mujarab untuk melawan lupa adalah pembiasaan dan penggunaan. Hasil pembelajaran yang tidak digunakan lagi pasti dilupakan oleh siswa. Kemudian tentu saja pembelajaran perlu diulang beberapa kali supaya menjadi milik yang menetap selama-lamanya.
KEGIATAN YANG DILAKUKAN GURU
Agar tercipta proses pembelajaran yang menarik maka guru harus dapat menciptakan situasi yang menyenangkan. Untuk menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan guru. Hal-hal tersebut antara lain :
Guru menyampaikan maksud dan tujuan serta manfaat dari apa yang akan dipelajari siswanya. Hal tersebut perlu disampaikan, agar siswa tahu manfaat dari pelajaran yang akan dipelajarinya tersebut. Sehingga siswa menjadi tertarik untuk belajar. Misalnya siswa akan mempelajari tentang Udara Bersih dan Udara Tercemar pada pelajaran IPA, maka seyogyanya guru menyampaikan manfaat dari materi tersebut, bahwa dengan mempelajari materi tersebut kita dapat mengetahui keuntungan dari udara bersih dan bahaya dari udara tercemar jika terhisap oleh manusia.
Guru mengawali menyampaikan materi pelajaran dengan bercerita sesuatu yang menarik sesuai dengan pelajaran yang akan disampaikan. Dalam bercerita atau menyampaikan materi pelajaran, guru selalu melibatkan siswa dengan bertanya jawab, jangan sampai siswa hanya terus mendengarkan guru sepanjang pelajaran. Siswa harus mendengar aktif, siswa yang mendengar aktif dapat ditengarai oleh prilaku siswa seperti mau mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, atau mengajukan pendapat. Sebaliknya, guru harus menghindari pertanyaan yang sering secara refleks diajukan kebanyakan oleh guru kepada siswa saat pembelajaran berlangsung, seperti “Apakah kalian sudah mengerti?”.
Karena pertanyaan seperti itu tidak ada jawabannya, akibatnya siswa akan diam saja atau akan menjawab secara koor /serempak “mengertiiii iiiiiiiiiiiiiiiiii ……!”.
Guru memberi tugas kerja kepada siswa. Buatlah tugas sedemikian rupa sehingga siswa mencari bahan kesana kemari dari berbagai sumber untuk menyelesaikan tugas kerja yang diberikan. Misalnya siswa akan diajak untuk belajar membuat gambar denah berskala dalam pelajaran Matematika, maka siswa diajak untuk mengamati lingkungan sekitar, diajak untuk mengukur bangunan atau tanah lapang yang mereka inginkan. Dengan demikian siswa dilibatkan langsung untuk berfikir, melakukan pengamatan, penelitian, serta diajak untuk mencari sesuatu dari lingkungan, teman sebaya maupun dari sejumlah buku yang dapat dijadikan referensi atau rujukan untuk memecahkan atau menyelesaikan tugas kerjanya.
Dari kegiatan pembelajaran semacam itu maka siswa dapat melakukan kegiatan yang beraneka ragam, tidak merasa bosan dalam belajar, minat belajar anya akan tumbuh, kreatifitasnya terus berkembang menjadi luar biasa.
KESIMPULAN
Belajar itu tidak menyenangkan jika :
a. Siswa hanya sibuk mencatat ringkasan tanpa mengerti tujuan ringkasan itu.
b. Siswa harus menghafal banyak ringkasan tanpa mengerti makna yang ia hafalkan.
c. Siswa mengerjakan soal-soal yang ada pada LKS tanpa mengerti tujuan yang ia kerjakan.
d. Siswa tidak punya waktu untuk membaca, mencoba, mengamati, berfikir kreatif dan bermain.
Belajar itu menyenangkan jika :
a. Guru mengawali pembelajaran dengan bercerita sesuatu yang menarik.
b. Guru menjelaskan maksud, tujuan, dan manfaat yang akan dipelajari siswa.
c. Guru mengajak siswa mendengar aktif, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan mengajukan pendapat.
d. Guru mengajak siswa berfikir, melakukan percobaan, penelitian, atau pengamatan.
e. Guru memberikan tugas yang memerlukan berbagai macam sumber, baik berupa sumber buku bacaan, lingkungan maupun teman sebaya untuk menyelesaikannya.
PENUTUP
Penutup ini bukan merupakan penutup. Ini merupakan pembuka untuk kita renungkan sebagai bahan refleksi diri bagi kita sebagai guru yang ingin menjadikan proses pembelajaran sebagai kegiatan yang menyenangkan bagi siswa-siswanya. Sehingga tujuan Pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai
Uraian yang ada dalam tulisan ini hanya merupakan sebagian kecil usaha penulis selaku guru dalam upaya menciptakan langkah-langkah pembelajaran agar dapat menarik minat siswa untuk senang belajar.
Mudah-mudahan dengan tertariknya siswa untuk senang belajar, mutu dan kwalitas pendidikan pada era global di Indonesia akan lebih baik. Amiin.
DAFTAR PUSTAKAAN
Umaedi, Drs. M.Ed,. Contextual Teaching and Learning (CTL) . 2002, Jakarta :Direktorat Lanjutan Pertama.
Yayah B. Mugnisjah Lumintaintang 1997. Strategi Menarik Minat Baca Di Sekolah Dasar, Jakarta :Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Bapak Mulyamin terima kasih atas artikelnya
BalasHapusditunggu artikel terbarunya